Monday, November 27, 2006

Menemukan mimpi

Beberapa tahun ini, aku jarang bermimpi dalam tidurku. Mungkin karena aku memiliki waktu lebih untuk berpikir dan merenung hingga otakku terlalu longgar dan tidak menyimpan suatu keinginan terpendam yang ingin dilepasnya namun tertahan hingga baru keluar dalam bentuk mimpi di kala tidur. Namun akhir-akhir ini, aku kembali bermimpi. Kali ini bukan karena aku terlalu sibuk, tapi karena aku telah berhenti bermimpi dalam mata terbuka lagi.

Uraian pikiran yang terbelit rumit di kepalaku tak lagi ada. Aku telah menghabiskan waktu sekurangnya selama dua tahun ini untuk menguraikannya. Hingga kini, pikiranku menjadi lebih longgar dan aku merasa lebih ringan dalam menjalani hidup. Bahkan, aku tak lagi merasakan beratnya beban mimpiku itu. aku tak harus menjadikan impianku terwujud. Kurasa mimpiku tak lagi menjadi keinginanku, dan jelasnya bukan suatu harapan buatku.

Aku tak membutuhkannya lagi dalam hidupku. “nya” disini bisa berarti apapun. namun aku disini ingin mendefinisikan “nya” sebagai beraneka obyek yang menjadi beban pikiranku.

Seorang korban bencana di tv yang disorot saat ia mendapatkan bantuan, berkata, bahwa ia akhirnya menemukan apa yang kusebut sebagai “rahasia” kehidupan. Apakah itu? bahwa untuk hidup, kita sebenarnya tidak memerlukan apapun. itulah sebabnya, semua orang dalam derita yang terparah sekalipun, masih bisa hidup. Namun mereka yang belum menemukan jawaban atas rahasia itu, atau belum sepenuhnya memahaminya, belum akan mengerti dan masih akan mengejar mimpi atau ambisi hidupnya, tanpa menyadari bahwa dirinya telah terbebani oleh mimpinya itu.

Hidup pun, adalah berkah yang diterima semua orang, tak peduli ia siapa, berada dimana, dan apakah ia berpunya atau tidak.

Kurasa aku telah menemukan, sebuah kunci keikhlasan, untuk aku bisa menjalani hidup dengan lebih ihsan, dengan lebih baik, dan agar aku bersikap lebih bertanggung jawab atas hidupku sendiri, dan memperbaiki apa yang harus kujadikan lebih baik, dan menjadikan maju, apa yang seharusnya kujalani, bahwa aku seharusnya tidak berhenti melangkah, hanya karena aku tak merasa mampu atau memiliki suatu bekal kemampuan, untuk bisa maju.

Seorang perempuan kecil dengan berjuta mimpi untuk bisa menulis jutaan halaman dan beratus buku ini, aku. Dan dengan tanpa apapun ini, aku ingin memulai impianku itu, dengan seluruh berkah yang telah Allah SWT berikan padaku, melalui teman-teman yang baik, dari berbagai kalangan dan dari berbagai usia. Aku menemukan mimpiku kembali.. dan aku tak harus berubah haluan atau berbalik arah. Justru disini aku menemukan semua kenyataan yang telah kuhadapi bermuara pada satu hal; terwujudnya impianku

Buku-buku ku, jaringan persahabatanku, dan semua impianku yang terwujud setiap harinya melalui pekerjaanku yang sederhana di pusat keberbakatan di kampusku..

Aku tengah melangkah di awan, menapaki langit, menembus mega, dihantarkan secepat lintas pelangi, ke ujungnya yang berisi guci pundi-pundi emas…hidupku makin menjadi sebuah doa untukku, untuk sampai ke akhir yang baik..

Dengan penuh syukur


Gina Al ilmi
“agar hidup kita jadi sebuah do’a”

Tuesday, November 21, 2006

pasca ramadhan

setelah ramadhan, seperti harus meniti kembali hidup yang baru... kenapa ya?
kala melangkah, seperti terasa berat
kala merenung, seperti terasa ada beban

Ramadhan seperti sebuah perayaan besar,
dengan ruh dan rasa yang diringankan tuk melakukan beraneka aktivitas..

bisa saja semua memang seperti ini, atau..
mungkin saja semua itu karena aku salah mempersepsi ramadhan?

apa yang belum tersibak untuk kupahami mengenai kehidupan dan Ramadhan ya?

aku yakin ada cahaya, ada yang akan meringankan seluruh beban ini, begitu aku dapat memahami dengan lebih baik, arti dari ramadhan, dan semua berkah yang tercurah di dalamnya, dan kehidupan yang melingkupi di sekitar pertemuan antar ramadhan. pasti.

saat ini aku ingin
agar hatiku diringankan,
langkahku dimudahkan,
perkataanku menjadi lebih baik,
perbuatanku menjadi lebih baik,
dan pandanganku menjadi lebih cerah mengenai berbagai hal yang harus kuhadapi.
Amiiin...

"Agar hidup ini jadi sebuah doa"
Gina Al ilmi