Thursday, May 07, 2009

love is ..real hard to deal with yah..




is he the one? is he not the one? who is the real one anyway...??

hari ini, pagi, baru saja mengirim sebuah pesan via fesbuk, untuk seorang sahabat di smp-sma, yang sekarang berada di kota lain.

isinya; memberitahu pada dia, bahwa ada seorang yang begitu cinta sekali sama dia, sampai2 pria itu, tidak juga berpacaran dengan orang lain setelah putus dengan si wanita waktu sma. aku, yang adalah sahabat bagi kedua orang itu, merasa memberitahu si wanita adalah suatu kewajiban sebagai seorang sahabat.

walaupun si wanita sudah memiliki pacar. masih pacar toh? bukan tunangan ataupun suami kan?jadi kupikir, itu masih tidak apa-apa.

lalu, apa sih yang sebenarnya ada dalam pikiranku? apa aku berusaha melakukan sesuatu? jawabannya ; tidak. aku hanya memberitahu sahabatku itu saja.

karena cinta kan sesuatu yang sangat berharga bukan? bila kita tahu, dan keduanya adalah sahabat kita, walau telah jauh.. tapi kurasa itu sebuah komunikasi. itu saja.

tapi jadi ingin menulis tentang ini. tentang beratnya cinta pertama.

ada yang mengatakan, pria menyimpan cinta pertamanya, sementara wanita menyimpan cinta terakhirnya.

aku tahu sekali, bahwa cinta adalah suatu emosi yang berat untuk dihadapi. dan sebenarnya, terlalu berat juga untuk bisa disimpan di hati seorang manusia.

karena.. katanya.. kan cinta itu sedalam samudera, setinggi langit, seluas cakrawala.. halah.. ya gak ada hati yang mampu untuk menyimpan hal semacam itu bukan?

aku gak tau, apa yang aku rasakan ini bentukan dari nilai-nilai religi yang aku peroleh sejak kecil, atau memang sesuatu yang sudah terjadi secara alami..

tapi.. apakah anda merasakan apa yang saya rasakan? bahwa : cinta itu... sebenarnya .... seringkali sebuah tipuan??

begini; sewaktu remaja, saya seringkali membaca artikel majalah yang isinya menyinggung tentang pacaran, dan ...mereka yang berpacaran itu, seringkali bukan karena cinta.

tapi hanya merasa harus begitu, karena tidak ingin berbeda dari kawan2nya, dan karena itu sesuatu yang terlihat keren.

jujur, waktu smp saya pernah berpikir untuk berpacaran juga nanti di sma. sampai.. waktu masuk sma kok ya cowo tercakep di kelas merasa harus duduk di sebelah saya (teman sebangku selama setahun penuh), dan saya jadi merasa.. hm, buat apa pacaran tho? hehe..

jadi balik ke masa kecil, waktu masih kecil sekali. TK. *gila.. ternyata gw ganjen..*

waktu itu kesadaran gender saya sudah tumbuh dengan sehat (pemakluman saintifik), dan merasa suka pada seorang anak pria yang keren, ganteng dan pintar. dan saya masih bisa ingat itu sampai sekarang. kecuali tentang siapa namanya dan seperti apa persisnya tampangnya.. lupppaaa..

sewaktu SD, banyak sekali berteman dengan anak pria, dan bermain sebagai tetangga dengan anak pria dan perempuan di sekitar rumah.. ada ketertarikan yang wajar dan membuat persahabatan jadi indah..

yang merusak ini semua adalah; orang dewasa di sekeliling kami. kok ya mereka malah membuat hubungan pertemanan yang sehat itu menjadi tidak menyenangkan ya? terus terang, saya tidak suka sekali dengan apa yang mereka lakukan. apa sih itu? mocking, mengejek, menggoda..

kenapa orang dewasa bisa sangat tidak dewasa sekali sih? kami hanya anak-anak kecil lho.. dan hati-hati jangan-jangan anda juga melakukan ini.

akhirnya, karena tidak suka digoda dengan "gina pacarnya si ini ya, atau gina pacaran tuh sama si itu"s

aya memutuskan persahabatan dengan seorang kawan tetangga. hingga sekarang.

tapi.. bukan hanya karena mocking itu sih, yang gawat adalah : kakak2 perempuan dari si sahabat saya itu, suatu siang mengatakan pada saya : "gina, kamu tau gak? kamu kan dijodohin sama si ****, teteh denger lo waktu papa gina ngomong sama papa ****"

tau apa yang saya rasakan? rasanya seperti mendengar petir di siang bolong, dan yang ada di dalam ingatan saya ya hari itu, siang itu, benar-benar ada petir menyambar..

dan... saya langsung lari ke rumah dengan berteriak "Tiddaaaaaaakkkkk.....!" (dalam hati). (bagian larinya bener, bagian teriaknya dalam hati). lalu masuk ke kamar dan menangis hingga tertidur.

lalu persahabatan saya dan anak pria itu putus begitu saja. saya terlalu takut untuk bahkan bertemu atau bermain dengan anak itu (dan keluarganya). dan saya tidak pernah bermain ke rumahnya lagi.

how is that for a story?

dan beneran.. persahabatan putus.

tidak lama, ada keluarga-keluarga dengan anak-anak pria bule yang pindah tinggal ke lingkungan rumah. ada keluarga mualaf, ada keluarga atheis. dan.. sebenarnya mereka gak istimewa, cuman ada sesuatu yang beda dengan anak2 pria sini ; karakter.

walo dua anak pria bule itu bedda sekali karakternya. anak pria bule mualaf itu (yang ganteng banget) amat menjaga diri, dan tidak pernah bermain dengan anak perempuan.. dan anak pria bule atheis itu (yang super culun dan agak dorky), amat menjaga adik kecilnya (kalau tidak salah namanya hanna), dan hampir tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. satu hal yang saya

simpan di dalam hati (sebagai sebuah kenangan yang terindah.. halah..) adalah "keseriusan mereka dalam menjaga amanah dan kepercayaan, dan sikap bertanggung jawab".

si anak pria bule atheis itu, tidak terlalu pintar. ia sering kami (aku dan 2 adikku) ajak bermain, salah satunya monopoli (karena kalau bermain ini dia masih bisa mengawasi adik kecilnya) dan.. dia hampir tidak pernah menang.. (padahal ortunya tu dosen di univ negeri di bogor loh..).

...dan permainan monopoli ini memberi cerita yang amat berkesan buat saya..

suatu hari, adik dari anak pria bule atheis itu, melakukan sesuatu secara tidak disengaja (lupa..) entah itu merobek kartu-kartu, atau mengotori kartu itu dengan makanannya.. yang jelas, beberapa lembar kartu untuk permainan monopoli itu jadi tidak bisa digunakan lagi.

sebenarnya saya (dan adik-adik saya) bisa memaklumi dan memaafkan dia (si kakak) karena itu toh salah adiknya (yang terlalu kecil untuk bisa dimintai pertanggung jawaban, dan tidak bisa berbahasa indonesia).

tapi.. hari itu (entah kenapa) sepertinya kami tidak bisa melepaskan kejadian itu begitu saja.

saya (dan adik cowo saya) secara tiba-tiba sepakat untuk protes atas kejadian itu, dan merasa tidak senang. melihat sikap saya dan adik saya, dia terlihat amat sedih.

..tahu apa yang dia lakukan kemudian? anak pria itu meminta ijin untuk meminjam permainan monopoli itu, dan mencoba memperbaiki kartu yang dirusaknya.

kami memberinya ijin (sungguh deh, waktu itu kita cuman niat ngerjain tu bule aja, ga serius kali marahnya) untuk itu.

dan esoknya (persis esok harinya) dia membawa ganti permainan monopoli itu. satu permainan lengkap. yang dibuat dari kertas karton putih yang ia tulisi sendiri (lengkap.. wah, air mata saya sampai jatuh setitik mengingat kejadian itu).

adiknya (yang belum bisa bahasa indonesia) mengatakan bahwa kakaknya tidak tidur semalaman penuh karena berusaha untuk membuat tiruan permainan monopoli itu.

saya dan adik-adik saya terpana (benar-benar bengong melongo..). senang dan sangat senang sekali..amat sangat senang.. tapi hari itu si anak pria bule itu menolak untuk bermain bersama kami karena terlalu lelah akibat tidak tidus semalaman penuh. dan hari berikutnya
dan hari berikutnya..

anak pria bule itu, tidak pernah bermain bersama kami lagi. sepertinya, kami benar-benar telah membuat hatinya terluka. dan beberapa bulan kemudian, mereka pindah dari komplek perumahan tempat kami tinggal.

yang tidak dia tahu adalah.. tindakannya itu benar-benar membuat saya jatuh cinta sampai sekarang..

dan benar-benar deh.. rasa ini berat banget.. tapi, saya baru menyadari perasaan ini, setelah saya dewasa, setelah sampai waktunya untuk mencari jodoh dan pendamping hidup.

saya baru sadar; saya ingin orang yang seperti dia. saya baru sadar, saya tuh udah pernah jatuh cinta. sama dia. dan sudah pernah menemukan sosok sempurna dalam hidup saya. dia. walo dia atheis? ya. at first kan. karena saya tahu dia pasti akan masuk islam kok.

dimana ya, dia berada sekarang? saya baru sadar, kerinduan saya untuk bisa meneruskan kuliah ke eropa, adalah untuk bertemu kembali dengan sosoknya, untuk bisa bertemu dan meminta maaf untuk sikap saya yang keterlaluan itu..

sungguh.. saya merasa seperti bertemu bandung bondowoso yang membangun untuk saya seribu candi..

dan saya ingin kasih tau dia, "hei kamu, ich liebe dich.." tapi namanya saja saya tidak bisa ingat..dan buat itu saya jadi klenting kuning sampai sekarang..

2 Comments:

At 12:32 AM , Blogger Unknown said...

gina.. aku juga termasuk yg terluka tuh gara2x orang dewasa yg suka ngolok2x kyk gt.. tp alhamdulillah, meski sang sahabat kecil itu dah jauh gak pernah berkirim kabar sama sekali lg, waktu nikahan aku dia bener2x all out bantuin aku... jd aku merasa, apa yg aku rasa dr dulu sampe sekarang *klo kita bener2x bespren* juga dia rasa.. pasti temen2x mu juga begitu, tp gak tau gmn menyambungkannya lg aja ;)

 
At 1:42 AM , Blogger emma said...

jadi inget waktu kecil dulu. pertama kali naksir ma cowok waktu TK. naksir ma temen satu pengajian. suka tapi ga pernah ngomong, terlalu malu untuk kenalan bahkan untuk menatap wajahnya. hahahaha... kalo diinget2 lucu juga ya mbak gina. aku suka tu cowok sampe sma lho. secara dia ganteng banget. tapi, sekarang tu orang udah ga tahu kemana. kayaknya c pindah.

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home